Saturday, November 6, 2010

.::Kisah Pengantin Medan Uhud::.


Cik nuhaa selongkari 'my d0cument' ,lantas jari men 'klik' tinta kegemaran cik nuhaa yg di 'save' untuk mnjadi tatapan kala hati merindui untuk membaca kisah-kisah dan inf02 yg menarik..mata cik nuhaa liar mencari kisah yg berkenan di hati..lantas jemari menekan 'Pengantin Medan Uhud'..j0m kita  hayati kisah ini bersama...

------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengantin baru  dengan masa-masa bahagia, segalanya begitu indah dan mempesona. Apalagi jika sebelum menjadi pengantin, kedua mempelai telah menjaga kesucian dirinya dari pergaulan yang dapat menjerumuskannya ke lembah nista. Ibarat orang berpuasa, malam pertama pengantin baru adalah saatnya “berbuka puasa”, yaitu puasa dari berbagai perbuatan yang masuk kategori zina. Segala hasrat yang sebelumnya berhasil diredam dengan penuh sabar dan ikhlas telah mencapai puncak penantian. Namun, bagi seorang Hanzholah bin Abu Amir, panggilan “hayya alal jihad…hayya alal jihad” mengalahkan kebahagiaan malam pertamanya yang penuh kebahagiaan, canda tawa dan senda gurau, karena baginya panggilan jihad lebih menarik hati dan raganya daripada belaian mesra saat dipangkuan sang isteri.

 
Suatu ketika tersebutlah seorang pengantin baru bernama Hanzholah bin Abu Amir. Ia hidup dimasa perjuangan Islam bersama Rasulullah. Malam pertama, sebagaimana pengantin baru yang lain, ia luangkan bersama istri tercinta. Canda tawa dan senda gurau mewarnai sepasang kekasih yang tengah menjalin hubungan mesra. Hingga sayup-sayup terdengar olehnya ada suara yang memanggil dari kejauhan. Semakin lama suara itu semakin lantang terdengar. “Hayya alal jihad…hayya alal jihad…!”. Ya, itu adalah panggilan untuk berangkat ke medan jihad, yang komandonya langsung berasal dari Rasulullah saw. Tanpa berpikir panjang, Hanzholah meninggalkan pangkuan istrinya kemudian mengambil pedang dan perisai untuk menyongsong jihad bersama Rasulullah dan para sahabatnya. Sang istri tentu berat melepas kepergian suami terkasih, apalagi disaat malam pertama sebagai pengantin belum habis mereka lalui. Namun dengan diiringi do’a, ia serahkan kepergian suaminya dalam rangka tugas suci kepada Yang Maha Memiliki, Allah swt.
 Bersama pasukan Rasulullah, Hanzholah bertempur tanpa mengenal rasa takut. Saat memasuki kancah pertempuran, Hanzholah terus merangsek menembus barisan musuh yang jumlahnya tiga kali lipat dari pasukan kaum muslimin. Sasaran utamanya adalah melumpuhkan komandan pasukan kaum musyrikin, Abu Sufyan bin Harb. Sepak terjangnya telah berhasil menyibak pasukan musuh hingga berhadapan langsung dengan Abu Sufyan. Dengan keberanian dan ketangkasan yang luar biasa, Hanzholah berhasil mendesak Abu Sufyan yang tengah berada diujung kematiannya. Namun tanpa disadarinya, dari arah belakang seorang pasukan musuh bernama Syaddad bin Aswad menikamnya dari belakang. Sang pengantin barupun, yang lebih dikenal dengan pahlawan Perang Uhud, menemui syahidnya di medan Uhud.
 Setelah kecamuk perang sudah surut, Rasulullah dan para sahabat tidak menemukan jasad Hanzholah diantara jenazah para sahabat yang sedang diusung. Setelah mencari kesana kemari, mereka mendapatkannya di sebuah gundukan tanah yang masih menyisakan guyuran air di sana. Padahal ketika perang berkecamuk, hujan tidak turun setetespun. Para sahabatpun menjadi heran, darimanakah gerangan air yang membasahi tubuh Hanzholah tersebut. Akhirnya Rasulullah mengabarkan kepada mereka bahwa malaikat sedang memandikan jasad Hanzholah. Kemudian beliau menyuruh di antara para sahabat untuk menanyakan kepada keluarga Hanzholah tentang dirinya sebelum berangkat perang. Ternyata sang istri mengabarkan bahwa keadaan Hanzholah ketika berangkat ke medan jihad adalah dalam keadaan junub. Dari peristiwa ini, Hanzholah mendapat julukan Ghasilul Malaikat (Orang yang dimandikan malaikat).


Malam pertama perkawinannya memang belum habis ia lalui, namun kesyahidannya di medan Uhud membuat bidadari-bidadari surga sibuk memperebutkan Hanzholah untuk menjadi pasangannya di surga. Adakah para pengantin baru berikutnya yang akan mengikuti jejak Hanzholah ?

------------------------------------------------------------------------------------------------

Cemburu cik nuhaa pada bidadari-bidadari yg telah menunggu Hanzholah..ya Allah,sungguh mulianya sahabat Nabi ini..cik nuhaa renung diri ini..byk ibr0h yg kita dpt dr kisah di ats..muhasabah diri ini,adakah cintaku pada Allah dan Rasul melebihi segala-galanya..??ya Allah..aku leka..lagha saban hari dalam meningkatkan ketaqwaan paMu,mencintaiMu dan mantaatiMu..ighfirzunuubanaa..moga kita dapat memperbaiki diri agar cinta pd Allah melebihi segala-galanya krn DIA yg berhak..Dia pencipta Cinta..cik nuhaa harapkan agar Allah sentiasa memberi hidayahNya pada cik nuhaa..yg 2 yg cik nuhaa harapkan melebihi segala-galanya..ameen..
Moga kita mengambil ibroh dari kisah ini..kisah sang pemuda..Hanzholah..








No comments: